Pengikut

Sabtu, 09 Juni 2018

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK


KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam kamus perbankan (Institut Bankir Indonesia 1999), CAMELS adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank yang berpengaruh juga terhadap tingkat kesehatan bank. CAMELS merupakan tolok ukur objek pemeriksaan bank yang dilakukan oleh pengawas bank. Peringkat CAMELS dibawah 81 memperlihatkan kondisi keuangan yang lemah yang ditunjukan melalui neraca bank, seperti rasio kredit tak lancar terhadap total aktiva yang meningkat. Apabila hal tersebut tidak diatasi akan mengganggu kelangsungan usaha bank, bank yang terdaftar pada pengawasan dianggap sebagai bank bermasalah dan akan sering diperiksa oleh pengawas bank jika dibandingkan dengan bank yang tidak bermasalah. Rasio CAMELS adalah menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara  Analisis Tingkat Kesehatan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (Studi Kasus : Pergantian Kepemimpinan E.C.W. Neloe)  suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank. Penelitian tentang tingkat kesehatan keuangan di perusahaan perbankan telah banyak dilakukan, terutama yang berkaitan dengan event studi. Penelitian sebelumnya diantaranya dilakukan oleh Permatasari (2006), hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang terdiri dari CAR, RORA, Profit Margin, ROA, BOPO dan LDR merupakan variabel pembeda dalam membedakan status tingkat kesehatan bank. Senada dengan penelitian Permatasari adalah penelitian Almilia (2005) yang menunjukkan bahwa rasio keuangan CAMEL memiliki daya klasifikasi atau daya prediksi untuk kondisi bank yang mengalami kesulitan keuangan dan bank yang mengalami kebangkrutan. Berdasarkan uraian di atas dapat diduga bahwa kinerja keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk setelah pergantian kepemimpinan E.C.W. Neloe adalah baik.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif. Obyek penelitian ini adalah kinerja keuangan Bank Mandiri pada laporan publikasi tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Penelitian dilakukan di Bank Mandiri pada laporan publikasi tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Dokumentasi yaitu suatu cara pengumpulan data melalui buku-buku, literatur, catatan yang berkaitan dengan penelitian ini atau dari media lain yang mendukung yang berkaitan dengan kinerja keuangan Bank Mandiri pada laporan publikasi tahun tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Pada penelitian ini analisis kinerja keuangan bank berdasarkan metode CAMELS untuk periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Perhitungan kinerja keuangan dengan menggunakan metode CAMELS khususnya untuk faktor manajemen tidak dilakukan berdasarkan apa yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Umum. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan data yang dapat diperoleh peneliti, serta adanya ketentuan tentang kerahasiaan bank sesuai pasal 40 ayat (10) UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 yaitu bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan  Analisis Tingkat Kesehatan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (Studi Kasus : Pergantian Kepemimpinan E.C.W. Neloe) simpanannya, maka faktor penilaian manajemen diproksikan dengan faktor profit margin (Permatasari, 2006) Dari perhitungan tersebut dapat digolongkan dalam beberapa predikat kinerja bank yaitu :


PEMBAHASAN
Untuk mengetahui tingkat kesehatan bank pada Bank Mandiri dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.      Menghitung komponen penilaian tingkat kesehatan bank
Ada lima faktor yang dinilai dalam penilaian tingkat kesehatan yaitu faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas, masing-masing faktor terdiri dari beberapa komponen yang berupa rasio. Faktor permodalan dihitung dengan rasio CAR, kualitas aktiva produktif dihitung dari aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif dan pemenuhan pembentukan penyisihan aktiva produktif (PPAP) terhadap pemenuhan pembentukan penyisihan aktiva produktif yang wajib dibentuk (PPAPWD), untuk faktor manajemen dalam penelitian ini diwakili dengan rasio profit margin, faktor rentabilitas dihitung dengan ROA dan BOPO sedangkan faktor likuiditas dihitung dari perbandingan kredit dengan simpanan dana masyarakat (LDR).
a)      Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan perbandingan antara jumlah modal bank dengan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) yang dimiliki. Jumlah modal bank dapat dilihat pada posisi neraca sisi pasiva sebelah kiri. Jumlah modal bank adalah modal saham, agio saham dan laba bank yang biasa disebut modal inti serta modal pelengkap. Analisis Tingkat Kesehatan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (Studi Kasus : Pergantian Kepemimpinan E.C.W. Neloe) Aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) mencakup aktiva neraca dan beberapa pos dalam rekening administrasi yang diberi bobot sesuai dengan kadar resikonya.


Dari tabel di atas dapat dianalisis tingkat perbandingan modal dengan aktiva tertimbang menurut resiko. Besarnya CAR pada tahun 2005 sebesar 23,65 persen dan mengalami kenaikan CAR pada tahun 2006 sebesar 25,30 persen dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2007 yaitu sebesar 22,90 persen. Kenaikan dan penurunan CAR ini disebabkan karena adanya kenaikan dan penurunan modal dan adanya peningkatan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Kenaikan CAR pada tahun 2006 juga disebabkan adanya perbaikan direksi di Bank Mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya peristiwa perbaikan direksi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memberikan dampak positif yaitu dengan naiknya CAR.
b)      Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Kualitas aktiva produktif merupakan perbandingan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif yang dimiliki. Kualitas aktiva produktif dinilai atas dasar penggolongan kredibilitas yang terdiri dari lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Sedangkan aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian bank. Untuk mengetahui  Analisis Tingkat Kesehatan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (Studi Kasus : Pergantian Kepemimpinan E.C.W. Neloe) perhitungan KAP tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut ini :


Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa tingkat kualitas aktiva produktif dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 mengalami perbaikan, hal ini ditunjukkan dengan ada penurunan kualitas aktiva produktif yaitu pada tahun 2005 mencapai 11,82 persen sedangkan di tahun 2007 turun menjadi 7,75 persen. Hal ini disebabkan karena semakin berkurangnya kredit yang macet dan peningkatan aktiva produktif PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
c)      Profit Margin (PM)
Profit margin adalah rasio yang menggambarkan efisiensi sebuah perusahaan, dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan pendapatan. Semakin besar nilai rasio ini semakin tepat manajemen menempatkan dana dari perusahaan tersebut, bararti perusahaan itu semakin efisien dalam pengelolaan dananya. Rasio ini diperoleh dengan perbandingan antara net income yang dimiliki bank dengan operting income.


Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat profit margin dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 mengalami kenaikan rasio dari sebesar 21,74 persen pada tahun 2005 dan meningkat menjadi sebesar 121,97 persen pada tahun 2007. Hal ini berarti dari dana yang diinvestasikan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat menghasilkan laba yang lebih besar dari pada kondisi sebelum tahun 2007. Sehingga dapat dikatakan bahwa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sudah efisien dalam pengelolaan dananya. Peningkatan profit margin disebabkan karena peningkatan total pendapatan (operasional dan non operasional) dari tahun sebelumnya yang cukup tinggi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
d)      Return on Asset (ROA)
Rentabilitas ekonomi atau Return on Asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dalam ROA laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum bunga dan pajak (Nitisemito, 1984). Tujuan dari penilaian rentabiltas adalah mengukur tingkat profitabilitas bank dalam mengelola aktiva produktif dan sumber pendapatan lainnya serta tingkat efeisiensi operasional. Rentabiltas dikatakan efektif apabila besarnya rentabilitas yang dapat dicapai perusahaan sudah di atas tingkat bunga atau biaya modalnya (Riyanto, 1990). ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset. Informasi mengenai jumlah laba sebelum pajak dapat diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan rata-rata asset adalah dari dua laporan neraca pada periode yang sama dibagi dua.


Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat ROA pada tahun 2005 sebesar 0,48 persen, sedangkan setelah tahun 2005 tingkat return on asset mengalami kenaikan yaitu menjadi sebesar 1,07 persen pada tahun 2006 dan sebesar 1,69 persen pada tahun 2007. Kenaikan yang terjadi setelah tahun 2005 disebabkan adanya peningkatan asset PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
e)      Loan to Deposit Ratio (LDR)
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilunasi pada saat ditagih. Kewajiban yang segera harus dilunasi berhubungan dengan kewajiban yang ada dalam bank sendiri, sedangkan likuiditas badan usaha merupakan kemampuan memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan kreditur. Likuiditas perusahaan dapat diketahui dari neraca pada suatu saat tertentu, yaitu dengan membandingkan jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, hasil perbandingan ini disebut current rartio atau working capital (Nitisemito, 1984)


Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa LDR pada tahun 2005 sebesar 33,66 persen, sedangkan setelah tahun 2005 rasio LDR mengalami kenaikan yaitu sebesar 36,01 persen pada tahun 2006 dan sebesar 35,95 persen pada tahun 2007. Kenaikan rasio ini disebabkan peningkatan eskpansi kredit yang cukup tinggi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

2.      Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Setelah melakukan perhitungan nilai kredit pada masing-masing komponen dan memberikan bobot nilai akhir dalam kaitannya untuk menentukan total nilai yang diperoleh, maka langkah selanjutnya menjumlahkan nilai yang diperoleh dari masing-masing komponen:

Dari perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa total nilai akhir yang diperoleh sebesar 77,36 ini berarti predikat tingkat kesehatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2005 dinyatakan ”Cukup Sehat”, karena nilai akhir yang diperoleh diantara 66 sampai dengan 80 sesuai ketentuan. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2006 dapat dilihat pada tabel berikut :

Dari perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa total nilai akhir yang diperoleh sebesar 81,26 ini berarti predikat tingkat kesehatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2006 dinyatakan ”Sehat”, karena nilai akhir yang diperoleh lebih besar dari 81 sesuai ketentuan. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut :

Dari perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa total nilai akhir yang diperoleh sebesar 85,50 ini berarti predikat tingkat kesehatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2007 dinyatakan ”Sehat”, karena nilai akhir yang diperoleh lebih besar dari 81 sesuai ketentuan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk cenderung membaik. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk setelah pergantian kepemimpinan E.C.W. Neloe adalah baik dapat diterima.

KESIMPULAN

            Kinerja keuangan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk cenderung membaik. Hal ini diketahui bahwa total nilai akhir yang diperoleh pada tahun 2005 sebesar 77,36, tahun 2006 sebesar 81,26 dan tahun 2007 sebesar 85,50 ini berarti kinerja keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk cenderung membaik dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk setelah pergantian kepemimpinan E.C.W. Neloe adalah sehat dapat diterima.


Sumber pustaka :
http://ejournal.amikompurwokerto.ac.id/index.php/probisnis/article/viewFile/285/259