KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam kamus perbankan (Institut
Bankir Indonesia 1999), CAMELS adalah aspek yang paling banyak berpengaruh
terhadap kondisi keuangan bank yang berpengaruh juga terhadap tingkat kesehatan
bank. CAMELS merupakan tolok ukur objek pemeriksaan bank yang dilakukan oleh
pengawas bank. Peringkat CAMELS dibawah 81 memperlihatkan kondisi keuangan yang
lemah yang ditunjukan melalui neraca bank, seperti rasio kredit tak lancar
terhadap total aktiva yang meningkat. Apabila hal tersebut tidak diatasi akan
mengganggu kelangsungan usaha bank, bank yang terdaftar pada pengawasan
dianggap sebagai bank bermasalah dan akan sering diperiksa oleh pengawas bank
jika dibandingkan dengan bank yang tidak bermasalah. Rasio CAMELS adalah
menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara Analisis Tingkat Kesehatan PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk (Studi Kasus : Pergantian Kepemimpinan E.C.W. Neloe) suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang
lain. Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu bank. Penelitian tentang tingkat kesehatan keuangan di
perusahaan perbankan telah banyak dilakukan, terutama yang berkaitan dengan
event studi. Penelitian sebelumnya diantaranya dilakukan oleh Permatasari
(2006), hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang terdiri dari
CAR, RORA, Profit Margin, ROA, BOPO dan LDR merupakan variabel pembeda dalam membedakan
status tingkat kesehatan bank. Senada dengan penelitian Permatasari adalah
penelitian Almilia (2005) yang menunjukkan bahwa rasio keuangan CAMEL memiliki
daya klasifikasi atau daya prediksi untuk kondisi bank yang mengalami kesulitan
keuangan dan bank yang mengalami kebangkrutan. Berdasarkan uraian di atas dapat
diduga bahwa kinerja keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk setelah pergantian
kepemimpinan E.C.W. Neloe adalah baik.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dalam penelitian
ini adalah deskriptif. Obyek penelitian ini adalah kinerja keuangan Bank Mandiri
pada laporan publikasi tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Penelitian
dilakukan di Bank Mandiri pada laporan publikasi tahun 2005 sampai dengan tahun
2007. Dokumentasi yaitu suatu cara pengumpulan data melalui buku-buku,
literatur, catatan yang berkaitan dengan penelitian ini atau dari media lain
yang mendukung yang berkaitan dengan kinerja keuangan Bank Mandiri pada laporan
publikasi tahun tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Pada penelitian ini
analisis kinerja keuangan bank berdasarkan metode CAMELS untuk periode tahun
2005 sampai dengan tahun 2007. Perhitungan kinerja keuangan dengan menggunakan
metode CAMELS khususnya untuk faktor manajemen tidak dilakukan berdasarkan apa
yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/11/KEP/DIR
tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan Bank Umum.
Hal ini disebabkan adanya keterbatasan data yang dapat diperoleh peneliti,
serta adanya ketentuan tentang kerahasiaan bank sesuai pasal 40 ayat (10) UU
Perbankan No. 10 Tahun 1998 yaitu bank wajib merahasiakan keterangan mengenai
nasabah penyimpan dan Analisis Tingkat
Kesehatan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (Studi Kasus : Pergantian Kepemimpinan
E.C.W. Neloe) simpanannya, maka faktor penilaian manajemen diproksikan dengan
faktor profit margin (Permatasari, 2006) Dari perhitungan tersebut dapat
digolongkan dalam beberapa predikat kinerja bank yaitu :
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui tingkat
kesehatan bank pada Bank Mandiri dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Menghitung
komponen penilaian tingkat kesehatan bank
Ada
lima faktor yang dinilai dalam penilaian tingkat kesehatan yaitu faktor permodalan,
kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas, masing-masing
faktor terdiri dari beberapa komponen yang berupa rasio. Faktor permodalan
dihitung dengan rasio CAR, kualitas aktiva produktif dihitung dari aktiva
produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif dan pemenuhan pembentukan
penyisihan aktiva produktif (PPAP) terhadap pemenuhan pembentukan penyisihan
aktiva produktif yang wajib dibentuk (PPAPWD), untuk faktor manajemen dalam
penelitian ini diwakili dengan rasio profit margin, faktor rentabilitas
dihitung dengan ROA dan BOPO sedangkan faktor likuiditas dihitung dari
perbandingan kredit dengan simpanan dana masyarakat (LDR).
a)
Capital
Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan perbandingan antara
jumlah modal bank dengan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) yang dimiliki.
Jumlah modal bank dapat dilihat pada posisi neraca sisi pasiva sebelah kiri.
Jumlah modal bank adalah modal saham, agio saham dan laba bank yang biasa
disebut modal inti serta modal pelengkap. Analisis Tingkat Kesehatan PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk (Studi Kasus : Pergantian Kepemimpinan E.C.W. Neloe) Aktiva
tertimbang menurut resiko (ATMR) mencakup aktiva neraca dan beberapa pos dalam
rekening administrasi yang diberi bobot sesuai dengan kadar resikonya.
Dari tabel di atas dapat
dianalisis tingkat perbandingan modal dengan aktiva tertimbang menurut resiko.
Besarnya CAR pada tahun 2005 sebesar 23,65 persen dan mengalami kenaikan CAR
pada tahun 2006 sebesar 25,30 persen dan mengalami penurunan kembali pada tahun
2007 yaitu sebesar 22,90 persen. Kenaikan dan penurunan CAR ini disebabkan
karena adanya kenaikan dan penurunan modal dan adanya peningkatan Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Kenaikan CAR pada tahun 2006 juga disebabkan adanya
perbaikan direksi di Bank Mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya
peristiwa perbaikan direksi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memberikan dampak
positif yaitu dengan naiknya CAR.
b)
Kualitas
Aktiva Produktif (KAP)
Kualitas aktiva produktif
merupakan perbandingan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan
aktiva produktif yang dimiliki. Kualitas aktiva produktif dinilai atas dasar
penggolongan kredibilitas yang terdiri dari lancar, dalam perhatian khusus,
kurang lancar, diragukan, dan macet. Sedangkan aktiva produktif yang
diklasifikasikan adalah aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung
potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian bank. Untuk
mengetahui Analisis Tingkat Kesehatan
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (Studi Kasus : Pergantian Kepemimpinan E.C.W.
Neloe) perhitungan KAP tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa
tingkat kualitas aktiva produktif dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007
mengalami perbaikan, hal ini ditunjukkan dengan ada penurunan kualitas aktiva produktif
yaitu pada tahun 2005 mencapai 11,82 persen sedangkan di tahun 2007 turun
menjadi 7,75 persen. Hal ini disebabkan karena semakin berkurangnya kredit yang
macet dan peningkatan aktiva produktif PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
c)
Profit
Margin (PM)
Profit margin adalah rasio yang
menggambarkan efisiensi sebuah perusahaan, dengan melihat kepada besar kecilnya
laba usaha dalam hubungannya dengan pendapatan. Semakin besar nilai rasio ini
semakin tepat manajemen menempatkan dana dari perusahaan tersebut, bararti perusahaan
itu semakin efisien dalam pengelolaan dananya. Rasio ini diperoleh dengan perbandingan
antara net income yang dimiliki bank dengan operting income.
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa
rata-rata tingkat profit margin dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007
mengalami kenaikan rasio dari sebesar 21,74 persen pada tahun 2005 dan
meningkat menjadi sebesar 121,97 persen pada tahun 2007. Hal ini berarti dari
dana yang diinvestasikan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat menghasilkan
laba yang lebih besar dari pada kondisi sebelum tahun 2007. Sehingga dapat
dikatakan bahwa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sudah efisien dalam pengelolaan
dananya. Peningkatan profit margin disebabkan karena peningkatan total
pendapatan (operasional dan non operasional) dari tahun sebelumnya yang cukup
tinggi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
d)
Return
on Asset (ROA)
Rentabilitas ekonomi atau Return
on Asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. Dalam ROA laba yang diperhitungkan adalah laba
sebelum bunga dan pajak (Nitisemito, 1984). Tujuan dari penilaian rentabiltas
adalah mengukur tingkat profitabilitas bank dalam mengelola aktiva produktif
dan sumber pendapatan lainnya serta tingkat efeisiensi operasional. Rentabiltas
dikatakan efektif apabila besarnya rentabilitas yang dapat dicapai perusahaan
sudah di atas tingkat bunga atau biaya modalnya (Riyanto, 1990). ROA adalah
perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset. Informasi
mengenai jumlah laba sebelum pajak dapat diperoleh dari laporan laba rugi,
sedangkan rata-rata asset adalah dari dua laporan neraca pada periode yang sama
dibagi dua.
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa
rata-rata tingkat ROA pada tahun 2005 sebesar 0,48 persen, sedangkan setelah
tahun 2005 tingkat return on asset mengalami kenaikan yaitu menjadi sebesar 1,07
persen pada tahun 2006 dan sebesar 1,69 persen pada tahun 2007. Kenaikan yang
terjadi setelah tahun 2005 disebabkan adanya peningkatan asset PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
e)
Loan
to Deposit Ratio (LDR)
Likuiditas merupakan kemampuan
perusahaan untuk menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilunasi pada saat ditagih. Kewajiban
yang segera harus dilunasi berhubungan dengan kewajiban yang ada dalam bank sendiri,
sedangkan likuiditas badan usaha merupakan kemampuan memenuhi kewajiban yang berhubungan
dengan kreditur. Likuiditas perusahaan dapat diketahui dari neraca pada suatu
saat tertentu, yaitu dengan membandingkan jumlah aktiva lancar dengan hutang
lancar, hasil perbandingan ini disebut current rartio atau working capital
(Nitisemito, 1984)
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa
LDR pada tahun 2005 sebesar 33,66 persen, sedangkan setelah tahun 2005 rasio
LDR mengalami kenaikan yaitu sebesar 36,01 persen pada tahun 2006 dan sebesar
35,95 persen pada tahun 2007. Kenaikan rasio ini disebabkan peningkatan
eskpansi kredit yang cukup tinggi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
2.
Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank
Setelah melakukan perhitungan
nilai kredit pada masing-masing komponen dan memberikan bobot nilai akhir dalam
kaitannya untuk menentukan total nilai yang diperoleh, maka langkah selanjutnya
menjumlahkan nilai yang diperoleh dari masing-masing komponen:
Dari perhitungan yang telah
dilakukan diketahui bahwa total nilai akhir yang diperoleh sebesar 77,36 ini
berarti predikat tingkat kesehatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun
2005 dinyatakan ”Cukup Sehat”, karena nilai akhir yang diperoleh diantara 66
sampai dengan 80 sesuai ketentuan. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesehatan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2006 dapat dilihat pada tabel berikut
:
Dari perhitungan yang telah
dilakukan diketahui bahwa total nilai akhir yang diperoleh sebesar 81,26 ini
berarti predikat tingkat kesehatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun
2006 dinyatakan ”Sehat”, karena nilai akhir yang diperoleh lebih besar dari 81
sesuai ketentuan. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk pada tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari perhitungan yang telah
dilakukan diketahui bahwa total nilai akhir yang diperoleh sebesar 85,50 ini
berarti predikat tingkat kesehatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2007
dinyatakan ”Sehat”, karena nilai akhir yang diperoleh lebih besar dari 81
sesuai ketentuan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa kinerja
keuangan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk cenderung membaik. Sehingga
hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
setelah pergantian kepemimpinan E.C.W. Neloe adalah baik dapat diterima.
KESIMPULAN
Kinerja
keuangan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk cenderung membaik. Hal ini
diketahui bahwa total nilai akhir yang diperoleh pada tahun 2005 sebesar 77,36,
tahun 2006 sebesar 81,26 dan tahun 2007 sebesar 85,50 ini berarti kinerja keuangan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk cenderung membaik dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2007. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja keuangan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk setelah pergantian kepemimpinan E.C.W. Neloe adalah sehat
dapat diterima.
Sumber pustaka :
http://ejournal.amikompurwokerto.ac.id/index.php/probisnis/article/viewFile/285/259
Tidak ada komentar:
Posting Komentar